2.1
Pengertian dan Asal Mula Flora Tubuh Manusia
A. Pengertian
Manusia secara
konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikroba tidak hanya terdapat di lingkungan, tetapi
juga menghuni tubuh manusia. Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia
disebut flora normal, atau mikrobiota.
Selain itu juga disebutkan bahwa
flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada
tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada
tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan
protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat
B. Asal
Mula Mikrobiota Manusia
Pada keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh
mikroorganisme ketika melewati sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik itu
diperolehnya melalui kontak permukaan, penelanan atau penghisapan.
Mikroba-mikroba ini segera disertai oleh mikroba-mikroba lain dari banyak
sumber yang langsung berada di sekeliling bayi yang baru lahir tersebut.
C. Penggolongan
Flora Normal Tubuh Manusia
Flora normal
tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu :
1.
Mikroorganisme tetap/normal
(resident flora/indigenous)
Mikroorganisme tetap yaitu mikroorganisme jenis tertentu
yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu
2.
Mikroorganisme sementara (transient
flora)
Mikroorganisme sementara yaitu mikroorganisme nonpatogen
atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir atau mukosa
selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu.
2.2
Penyebaran Flora Normal pada Organ Tubuh Manusia
Flora normal biasanya
ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan lingkungan
misalnya kulit, hidung, mulut, usus + saluran urogenital dibagian muara tubuh,
mata, dan telinga. Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
Penyebaran
dan terjadinya mikrobiota manusia
Ø Kulit
Bakteri kulit kebanyakan
ditemukan pada epithelium yang seakan bersisik (lapisan luar epidermis), yang
membentuk koloni pada permukaan sel-sel yang mati. Bakteri ini adalah spesies Staphylococcus dan sianobakteri aerobik,
atau difteroid
Ø Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
Pada hidung terdapat flora normal utama yaitu dari
Corinebacteria, stafilococcus (S. epidermidids, S. aureus) dan
streptococcus.
Ø
Mulut
Mulut adalah lingkungan yang sangat
ideal bagi pertumbuhan bakteri. Pada waktu lahir, rongga mulut adalah suatu
inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi
nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan
senyawa-senya anorganik.
Ø
Orafaring (oropharinx)
Orafaring yaitu bagian belakang mulut yang juga banyak
dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus
aureus dan S. epidermidis
dan juga difteroid. Tetapi streptokokus hemolitik (Streptokokus viridians) yang merupakan
penghuni asli dari orofaring .
Ø
Perut
Bila isi perut sehat maka keadaannya akan steril karena
adanya asam hidroklorat di dalam sekresi lambung. Namun ketika kita makan maka
jumlah bakteri akan bertambah dan
bakteri akan menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat
alir perutpun akan menurun .
Ø
Usus kecil
Pada usus kecil bagian atas (usus
dua belas jari) mengandung beberapa bakteri, yaitu kokus dan basilus gram
positif. Khamir Candida albicans
dapat juga di jumpai pada bagian usus kecil ini.
Ø
Usus Besar
Dalam tubuh manusia, banyak sekali populasi mikroba Basilus
gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B.
fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram
positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium (serta spesies-spesies
Lactobacillus.
Ø
Saluran Kemih
Ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan
kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri dijumpai pada uretra
(saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik wanita maupun laki-laki.
Ø
Mata (konjungtiva) dan telinga
Difteroid ( Coynebacterium xerosis), S. epidermidis dan
streptokokus non hemolitik. Neisiria dan
basil gram negative yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella)
seringkali juga ada.
Ø
Bakteri di Daerah dan jaringan
Pada saat keadaan normal darah dan jaringan steril.
Terkadang karena manipulasi seperti saat mengunyah, menyikat gigi, flora
komensial dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah.
2.3 Peranan Flora Normal
pada Tubuh Manusia
Mikroorganisme
yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal. Pertumbuhan
pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor biologis seperti suhu,
kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat.
Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan
yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup.
Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia
mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal.
Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan
penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa)
dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah
penyakit akibat gangguan bakteri.
Sebaliknya,
flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.
2.4 Interaksi/ Hubungan
Inang (hospes) dan Parasit (kuman)
•
Parasitologi
ialah ilmu yang mempelajari tentang jasad-jasad yang hidup untuk sementara atau
tetap, pada permukaan atau dalam jasad hidup lain dengan maksud untuk mengambil
makanan dan mempelajari hubungan antara jasad-jasad dengan hospesnya.
•
parasit
adalah makhluk yang mengadakan invasi (oknumnya disebut invander) untuk
mendapat makanan, tempat tinggal, perlindungan dan kesempatan terbaik di dalam
inangnya.
•
Parasitisme adalah hubungan yang
majemuk antara parasit dengan satu atau lebih inang, dan lingkungan untuk
kelangsungan hidupnya
2.5 Patogenitas
Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada organism lain. patogenisitas
ialah kemampuan pathogen untuk menyebabkan penyakit. patogenesis adalah
mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi adalah invasi
inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang.
Infeksi berbeda dengan penyakit.
Mekanisme Patogenitas
Mikroorganisme
yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal. Permukaan
pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor bioklogis seperti
suhu, kelembaban dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak
dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan (steril) dari flora
tersebut, tetap bias hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada
manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara
normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin
K dan penyerapan berbagai zat makanan.
Contoh – contoh Bakteri
patogen pada saluran pencernaan
1.
Escherichia
coli
Habitat
Habitat utama Escherichia
coli adalah dalam saluran pencernaan .
Virulensi dan Infeksi
Penyebab diare dan
Gastroenteritis (suatu peradangan pada saluran usus). Infeksi melalui konsumsi
air atau makanan yang tidak bersih. Racunnya dapat menghancurkan sel-sel yang melapisi
saluran pencernaan dan dapat memasuki aliran darah dan berpindah ke ginjal dan
hati. Menyebabkan perdarahan pada usus, yang dapat mematikan anak-anak dan
orang tua.
Patogenesis
Untuk Escherichia coli,
penyakit yang sering ditimbulkan adalah diare. E. coli sendiri
diklasifikasikan berdasarkan sifat virulensinya dan setiap grup klasifikasinya
memiliki mekanisme penularan yang berbeda-beda.
a. E. Coli Enteropatogenik (EPEC)
b. E. Coli Enterotoksigenik (ETEC)
c. E. Coli Enterohemoragik (EHEC)
d. E. Coli Enteroinvansif (EIEC)
e. E. Coli Enteroagregatif (EAEC)
Penularan
Penularan pada bakteri ini adalah dengan
kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
•
makanan
dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga
atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
•
Tidak
mencuci tangan dengna bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan
tinja yang terinfeksi, sehingga kontaminasi perabotan dan alat-alat yang
dipegang.
2.
Bacillus
cereus
Habitat
Sangat umum berada di dalam
tanah dan tumbuh-tumbuhan.
Virulensi dan Infeksi
•
Ada
dua jenis penyakit yang berhubungan dengan Bacillus cereus. Yang
paling umum adalah penyakit diare disertai dengan sakit perut.
•
Jenis
penyakit kedua adalah penyakit yang menyebabkan muntah sering dikaitkan dengan
konsumsi beras tidak benar didinginkan setelah memasak.
3.
Shigella
sp.
Habitat
Habitat pada Shigella sp. ini adalah saluran
pencernaan manusia. Dia dapat tumbuh subur di usus manusa.
Virulensi dan Infeksi
Bakteri Shigella sp. dalam infeksinya melewati
fase oral. Bakteri ini mampu mengeluarkan toksin LT. Bakteri ini mampu
menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus, berkembang biak di daerah invasi
tersebut.
Patogenesis
•
Shigella
mempenetrasi intraseluler epitel usus besar
•
Terjadi
perbanyakan bakteri
•
Menghasilkan
edotoksin yang mempunyai kegiatan biologis
•
S.
Dysenteriae
menghasilkan eksotoksin yang mempunya sifat neorotoksik dan enterotoksik.
•
Penularan
Infeksi Shigella sp.
dapat diperoleh dari makanan yang sudah terkontaminasi, walaupun keliatannya
makanan itu terlihat normal. Air pun juga dapat menjadi salah satu hal yang
terkontaminas dengan bakteri ini. Artinya,
4.
Salmonella
sp.
Habitat
Terdapat pada kolam renang yang belum diklorin, jika
terkontaminasi melalui kulit,akan tumbuh dan berkembang pada saluran pencernaan
manusia.
Infeksi
Masuk ke tubuh orang melalui makanan atau minuman yang
tercemar bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan adalah peradangan pada saluran
pencernaan sampai rusaknya dinding usus.
Patogenesis
·
Menghasilkan
toksin LT.
·
Invasi
ke sel mukosa usus halus.
·
Tanpa
berproliferasi dan tidak menghancurkan sel epitel.
·
Bakteri
ini langsung masuk ke lamina propria yang kemudian menyebabkan infiltrasi
sel-sel radang.
Penularan
Melalui makanan yang erat kaitannya dengan perjamuan
makanan. Terjadi sakit perut yang mendadak. Jadi, melalui kontak makanan yang
terjangkit atau terkontaminasi bakteri.
2.6 Virulensi dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Virulensi
Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya organisme yang diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka
waktu tertentu.
Faktor
Virulensi Bakteri
- Transmisibilitas: : Tahap pertama dari proses infeksi adalah masuknya mikroorganisme ke dalam inang melalui satu atau beberapa jalur: pernapasan, pencernaan (gastrointestinal), urogenitalia, atau kulit yang telah terluka.
- Pelekatan: Beberapa bakteri seperti Escherichia coli menggunakan en:pili untuk melekat pada permukaan sel inang mereka.
- Kemampuan invasif: bakteri invasif adalah bakteri yang dapat masuk ke dalam sel inang atau menembus permukaan kelenjar mukus sehingga menyebar dari titik awal infeksi. Kemampuan invasif didukung oleh adanya enzim yang mendegradasi matriks ektraseluler seperti kolagenase.
Ø Enzim ekstraselular
Ø Hialuronidase
Ø Lesitinase
Ø Kolagenase
Ø Koagulase
Ø Leukosidin
- Toksin bakteri
Ø Eksotoksin
Ø Endotoksin
Faktor lain yang
Mempengaruhi Infeksi
Faktor – faktor selain virulensi yang mempengaruhi
infeksi (kusumaputri 2012):
a) Afinitas jaringan
b) Gerbang masuk
c) Pemindah sebaran